Selasa, 12 Oktober 2010

Systemic Thinking isme

Dalam dunia dakwah, sering kita harus menjawab segala pertanyaan mad'u dengan jawaban yang santun, sesantun-santunnya, dan se ramah-ramahnya. Dengan tujuan mereka simpatik kepada Islam, dan mau mempelajari lebih jauh tentang syariah Islam. Orang yang baru saja mengenal Islam, atau kadang juga orang yang sudah Islam, tetapi belum terlalu konsisten melaksanakan syariah, atau Remaja-rmaja yang baru berhijrah, kemudian bertanya tentang FAQ in Islam, maka jawablah dengan jawaban yang tepat.

Seorang ustadz ditanya oleh jama'ahnya yang sangat plural, dengan berbagai pertanyaan sesuai dengan derajat pengetahuan, umur, profesi dan kebiasaan mereka.

Ustadz :"Baik, para jama'ah sekalian, apakah ada pertanyaan yang ingin dilontarkan terkait hal apapun yang masih mengganjal tentang Islam??".

Seorang Bapak2 bertanya, "Saya Tadz, mau nanya, kalo saya merokok boleh tidak tadz dalam Islam? sebab kata di berita2 itu, Rokok diharamkan sama MUI?"

Ustadz, "Baik, pertanyaan yang bagus, saya harap jawaban ini nanti juga merepresentasikan pertanyaan2 bapak2 yang ingin bertanya serupa. JAdi begini penjelasannya, merokok itu dibolehkan dalam Islam. Asalkan ada manfaatnya. Jika nggak ada manfaatnya, ya jangan dikerjakan. Hmmmm, terus adalagi syarat yang lain pak. Yaitu rokok boleh jika Rokok itu tidak membahayakan kesehatan, serta tidak perlu beli, alias tidak bikin kita jadi konsumtif. Dan yang terakhir, rokok itu harus tidak bertuliskan "merokok dapat menyebabkan gangguan kanker, gangguan kehamilan dan jantung", nah jika bertuliskan begitu, berarti rokok itu nggak boleh bapak konsumsi. jadi mulai besok cari Rokok yang 1. Rokok Bermanfaat, 2. Yang membuat kita sehat, wal afiyat, 3. Yang gratis, alias gratong, jadi gak boros, dan yang terakhir 4. Roko itu tidak bertuliskan "merokok dapat menyebabkan gangguan kanker, gangguan kehamilan dan jantung", Oke? bisa dipahami ya pak? Selamat mencari untuk besok."

Ustadz, "Baik, adakah pertanyaan lain pak buk,?"

Seorang Ibu2 bertanya, " Gini pak Ustadz, kami2 ini kan suka banget ame yang namenye inpotainment tuch, nach..boleh nggak tuch kite2 selalu istiqomah ame nyang namenye inpotaiment itu??, dosa kagak pak ustadz?"

Ustadz, "Wah, pertanyaan nyang bagus tuch, boleh aje bu, ape2 nyang dilakuin Istikomah, itu bagus. Termasuk ngeliat inpotainment itu. Terus ada tambahan lagi nich bu, Inpotainment itu harus tidak boleh membicarakan aib2 selebritis yang kagak penting. Jadi inpotainment itu musti ngebahas nyang penting dan nyang bagus2 aje. So Inpotainment nyang ngomongin perceraian, perselingkuhan, ame nyang jelek2 kagak usah di tonton ye?? Jadi mulai besok, cari tuch, inpotainment yang kayak gituan. Oke silakan mencari mulai besok ya ibu- ibu??".

Ustadz, "baik, adakah nyang lain?"

Seorang remaja bertanya, "Ustadz, singkat saja pak, kalo saya masuk ISlam, pacar saya bagaimana pak? masih boleh diteruskan nggak hubungan kami ini?"

Ustadz, "Baik, saya harap ini pertanyaan terakhir, karena waktu sudah malam, begini dik, Nggak ada yang ngelarang pacaran, bahkan jaman rasulullah malah nggak ada istilah itu, cari di kamus arab juga nggak ada. Boleh pacaran asal caranya gini: 1. Nggak boleh boncengan, 2. nggak boleh megang, 3. Nggak boleh berduaan saja tanpa ada temen lain, 4. Nggak boleh ngeliat lama2, 5. Nggak boleh sering2 maen ke kos atau ke rumahnya tanpa ada urusan yang penting, baik, so, silakan nyari pacar yang mau dengan syarat ini.

dari sedikit percakapan itu, dalam menjawab mad'u, maka carilah sisi positif Islam, sehingga tanpa perlu kita seakan menggurui tentang dibaik hkmah syariah Islam, merek bisa tau dari syarat2 yang kita berikan.

WAB,
By Ashaabulmarhamh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar