Jumat, 08 Oktober 2010

Inikah yang disebut dengan maut???

Para pembaca yang budiman, bisa jadi kita sudah sangat akrab dengan kematian di sekitar kita. Bahkan hampir setiap hari baik di dalam kehidupan nyata kita, televisi, maupun dalam mimpi kita. Memang kita tidak boleh berprasangka apapun pada Allah, selain prasangka baik saja, terutama ketika kita mendapatkan mimpi yang kurang baik. Akan tetapi meskipun hanya mimpi, sebaiknya kita mencoba mengambil ibrah dari apapun yang terlintas dalam bunga tidur kita itu. Inilah sedikit cerita tentang apa yang aku alami pagi ini.

Keringat dingin keluar dengan begitu deras, sehingga membuat aku terbangun dari tidurku. Ketika aku membuka kedua mataku, dan kuarahkan ke arah jam dinding yang tertempel di dinding, terlihat menunjukkan pukul 2 dini hari. Dalam hati aku beristighfar berkali-kali, serta sedikit merasa ketakutan ketikaa terjaga itu.

Sebelumnya, dalam penglihatan tidurku, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam diriku. Aku menjadi orang yang bisa berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarku dulu yang pernah meninggal. Tidak hanya itu, aku tidak bisa merasakan kembali bersalaman dengan ayahku. Ketika aku mencoba untuk memanggil beliau, beliau pun tidak mendengar. Ketika kucoba sentuh tangan beliau, beliau pun tak mampu merasakan. Aku seperti ada namun tiada. Saat itu, terlihat para sahabat ku, para ikhwah teman seperjuangan, teman kuliah, tetangga, handai taulan dan saudara dekat, semua berkumpul. Dan anehnya, tidak ada satupun yang memperlihatkan rona berseri, semua wajah tertunduk, lesu, sedih dan tanpa tenaga.

Ketika itu aku merasakan suasana duka yang amat mendalam, ingin rasanya hati ini bertanya, ada apakah gerangan dengan rumahku ini. Kenapa ketika semua orang berkumpul, bukannya malah begembira dengan kedatanganku, malah bersedih. Bahkan tidak ada satupun yang menghiraukan kedatanganku, mengindahkan sapa tegurku. Angankupun mulai berfikir hal-hal yang negatif. Hal-hal yang aku pun malas untuk memikirkannya. Mungkinkah ada anggota keluargaku yang meninggal? Mungkinkah adikku yang sedang berada di pesantren sakit, kemudian…..aku tak mampu melanjutkan persangkaanku, dan tanpa aku sengaja, keluar buir airmata tanpa sebab dari kedua mataku.

Namun ketika itu, aku segera tersadar mungkinkah justru akulah yang mereka tangisi, karena akupun telah lupa, apa yang terjadi pada diriku sendiri. Seakan-akan sebagian memori tentang apa yang terjadi pada diriku beberapa hari ini telah terhapus dan tidak mampu kuingat, ku restore ulang. Apakah aku sudah terpisah dari jasadku?

Apakah aku telah tiada?

Apakah Aku telah menjadi mayat?

Apakah aku….

Jika memang jawabannya ia, kenapa aku harus melihat semua ini ya Robb?

Jika memang jawabannya iya, maka harus aku taruh dimana harapan orang-orang yang mencintaiku selama ini?

harus aku bawa kemana amanat yang Allah bebankan kepadaku selama ini?

Ya Allah, bukankah telah engkau tunjukkan jalan yang terang kepadaku belum lama ini? telah Engkau berikan amanah yang harus aku lanjutkan sesuai dengan keinginanmu, telah engkau angkat derajatku sesuai dengan apa yang Engkau kehendaki?

Lalu bagaimana dengan rencana ku menyelesaikan studiku, menyemurnakan separuh agamaku, mendirikan lembaga pendidikan Al Quran, dan segala rencana yang aku impikan? akankah semua harus selesai begitu saja?

Ya Allah, tangguhkan lah dahulu jika itu benar, berilah aku kesempatan mewujudkan impian-impianku itu.

Bahkan aku pun merasa belum siap, jika engkau harus ambil sekarang.

Aku masih penuh dosa, aku masih sering bermaksiat.

Dan akupun baru sadar, bahwa aku telah menemui malakul maut.

Dan ketika mataku masih bisa terbuka,…ribuan syukur terucap lidahku, karena Allah masih memberikan kesempatan kepadaku untuk menghirup udara pagi ini. Melanjutkan simpul-simpul mimpi, agar menjadi kenyataan. Sehingga, wahai para sahabat. Syukurilah dan manfaatkan hidup mu sebelum datangnya maut. Karena Demi Allah, mati dalam mimpi pun rasanya menakutkan, kita tidak mampu lagi berbuat apapun, Apalagi jika itu suatu kenyataan. Ketika kita telah bertemu sang malakul maut, diri kita tiada harganya. Hidupkanlah Hidupmu!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar