Rabu, 23 Februari 2011

tafsir albaqoroh 30

Manusia Sebagai Makhluk Terbaik, Kholifah Di Bumi
وَإِذْقَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَئِكَةِ اِنِّى جَاعِلٌ فِىْ الاَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّى أَعْلَمُ مَا لاَتَعْلَمُوْنَ {البقرة: 30}.


Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan secara tersirat kepada Rasulullah agar memberikan peringatan tentang fungsi dan kedudukan manusia sebagai khalifah. Dan juga tidak hanya di ayat ini saja Allah menjelaskan tentang fungsi manusia ini. Al An’am 165
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ الأرْض [الأنعام : 165]
“dan dialah yang mejadikan kalian beberapa kholifah (pemimpin) di bumi”
Dan juga AnNaml : 62
{ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الأرْضِ } [النمل : 62
“dan menjadikan kalian pemimpin-pemimpin di bumi”
Manusia mempunyai dua tugas dan fungsi utama di bumi yang harus kita ingat, 2 fungsi tersebut adalah:
1. Sebagai seorang hamba (Abdun)
2. Sebagai seorang khalifah
Yang pertama, sebagai seorang hamba, maka sudah jelas fungsi dan tugasnya, yaitu beribadah kepada Allah SWT selama masa hidupnya. Mengabdikan diri kepada Allah, dan memurnikan akidah, hanya menyembah Allah, serta melaksanakan perintah dan syariahnya, menjauhi larangannya.
Sedangkan yang kedua, sebagai seorang Khalifah, atau pengganti. Menurut arti bahasa, khalifah adalah pengganti. Sedangkan secara istilahnya, adalah pengganti, sebagai pemelihara Alam semesta ini. Yang tadi awalnya adalah kewajiban Allah SWT memelihara ciptaanNya, maka dilimpahkan lah tanggungjawab itu kepada manusia. Karena memang hanya manusia-lah, makhluk Allah di dunia ini yang sempurna, dikaruniai akal dan nafsu untuk memilih perbuatan apa yang terbaik yang bisa dilakukannya untuk kemashlahatan bumi ini.
Di ayat lain Allah SWT menjelaskan bahwa sebelumnya Allah ingin menitipkan amanah kepada kepada langit, bumi, dan gunung, akan tetapi mereka semua menolak, maka kemudian Allah berikan amanah tersebut kepada manusia untuk memeliharanya. Seperti dalam Alquran:

72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh
Dari ayat di atas jelas tentang tabiat asli manusia, yaitu zalim dan bodoh, ya itulah tabiat asli manusia yang tidak bisa ditolak.
Maka tidak heran, saking zalim dan bodohnya manusia, sebagai tabiat dasar, manusia selalu berbuat kerusakan dan kekacauan. Sampai pada penggalan ayat berikutnya, malaikat protes kepada Allah, ”berkata malaikat, apakah Kamu (Allah) akan menjadikan manusia yang merusak di dalamnya(bumi) menumpahkan darah?
Malaikat tahu bahwa manusia hanya akan berbuat kekacauan di dunia ini, menumpahkan darah. Sampai sekarang kita temui, dimana manusia sungguh semakin menjadi-jadi kerusakannya. Baru saja tadi malam, ketika penyambutan tahun baru, bisa dipastikan berapa botol minuman keras yang dikonsumsi manusia, entah berapa perzinahan yang terjadi semalam, entah berapa yang mengkonsumsi narkotika, entah berapa yang tawuran, entah berapa aurat yang diumbar, hanya untuk euforia tahun baru yang sama sekali tidak membawa perubahan perbaikan untuk tahun depan. Mereka berdalih menyambut tahun agar di tahun berikutnya kesuksesan dan kemujuran membersamai mereka. Padahal mari kita lihat saja tahun 2011 ini, adakah yang tadi malam menyambut tahun baru akan sukses ditahun 2011? Tidak ada jaminan. Sungguh kebodohan yang herannya diikuti banyak orang pula, kami berharap, bagi para jamaah yang tadi malam masih terbawa adat yahudi dan nasrani itu, di tahun depan mengubahnya dengan muhasabah, dan introspeksi. Tidak ada yang istimewa dengan tanggal 1 januari, kecuali di tanggal itu adalah hari libur nasional, itu saja, simpel. Karena kita adalah muslim, bukan kafir yahudi maupun nasrani.
Dan masih banyak kerusakan akibat ulah manusia, penambangan pasir merapi yang tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan, kemusyrikan yang terjadi dengan upacara sesaji-sesaji yang menjerumuskan kita kepada kesyirikan, sehingga Allah pun memberikan pesannya, agar kita mengoreksi diri atas tingkah laku kita. Pertumpahan darah di Palestina, Irak dan Afganistan, perkosaan dan pembunuhan kepada anak-anak. Semua itu sudah dibaca oleh para malaikat ketika manusia akan diciptakan pertama kali.
Kemudian para malaikat juga membandingkan manusia dengan sifat mereka yang selalu bertasbih, tahmid dan taqdis (mensucikan) Allah, dalam ayat tersebut “dan kami selalu bertasbih dengan memujimu dan mensucikanmu”.
Memang benar, bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang tidak pernah berma’shiat kepada Allah. Malaikat yang ditugaskan untuk bertasbih, maka akan bertasbih terus sampai hari kiamat. Yang bertugas mencabut nyawa, maka akan selalu mencabut nyawa, tanpa ada lelahnya. Yang bertugas menyangga ‘arsy Allah, maka selalu melaksanakan itu sampai dengan hari kiamat datang. Tidak pernah ada ceritanya malaikat korupsi nyawa, atau malaikan membolos dalam menjaga neraka, atau malaikat ketiduran saat menanya di kubur. Karena malaikat itu memang tidak dikaruniai nafsu oleh Allah. Mereka tidak tidur, tidak beristri, tidak beranak, tidak makan minum, dll.
Firman AllahSWT tentang sifat malaikat adalah

“tidak pernah membangkang (berma’shiat) kepada Allah atas perintah-perintah Allah kepada mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan” (Attahriim : 6)
Jadi perbedaan antara makhluk-makhluk yang diciptakan Allah adalah sebagai berikut:










Tabel Klasifikasi Makhluk Allah
Nama makhluk Nafsu Akal Insting/
naluri Sistem/
mekanisme Ibadah Ma’syiat
Manusia Punya Punya Punya Punya Iya/tidak Iya/tidak
Jin Punya Punya Punya Punya Iya/tidak Iya/tidak
Iblis/setan dari jin Punya Tidak Punya Punya Tidak selalu
Hewan Punya Tidak Punya Punya Iya Tidak
Tumbuhan Tidak Tidak Punya Punya Iya Tidak
Gunung, bintang, langit, matahari, planet, galaksi, batu, dll Tidak Tidak Tidak Punya Iya Tidak

Jadi, sebagai makhluk Allah, kita patut bersyukur, dikaruniai nafsu sehingga bisa merasakan nikmat, enak, tidak enak, pahit, manis, berketurunan, mengantuk, tidur, dll. Kita juga dikaruniai Allah akal, sehingga bisa membuat apapun untuk memenuhi kebutuhan kita, bisa membangun masjid, membuat rumah untuk berlinndung, membuat kursi untuk duduk, membuat gelas untuk minum, dll. Kita juga bersyukur dikaruniai Allah insting, sehingga ketika kita masih bayi, kita tidak perlu belajar meminum ASI dari ibu kita, tapi sudah bisa. Kita tidak perlu diajari pup (buang air besar) tapi tiba-tiba kita bisa, itu adalah insting atau ghorizoh. Kita juga tak perlu sekolah untuk belajar reproduksi, bahkan orang buta pun bisa mempunyai anak, orang autis, atau orang idiot sekalipun bisa saja punya anak tanpa perlu diajari. Kita juga dikarunia sistem dalam tubuh kita, ketika dingin maka kita keluarkan cairan lewat air kencing, jika panas lewat keringat. Kalau lapar dan makan, maka bisa kenyang, kalau haus dan minum maka bisa hilang adahaga kita. Itu adalah sistem atau mekanisme tubuh yang kita tidak pernah pesan, diberi oleh Allah SWT dengan gratis.
Kemudian Allah SWT menjawab pernyataan malaikat bahwa “aku lebih tau tentang apa yng aku perbuat”.
Dalam penggalan ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia tidak salah memilih manusia sebagai khalifah. Hal ini dapat kita ketahui dari segi positifnya, bahwa hanya manusialah yang mampu menanam pepohonan, beternak hewan dan ikan, membuat pesawat, menyelesaikan segala permasalahan dengan akalnya yang diberikan Allah. Memelihara Alquran, berdakwah, belajar dan mengagungkan asma Allah di Bumi, hanya manusia yang bisa melakukan ini semua.
Di ayat berikutnya, Allah SWT menerangkan bahwa Allah memberikan ilmu kepada Adam AS tentang nama-nama benda, kemudian Adam diperintahkan untuk mengajarkan kepada para malaikat tentang Ilmu yang baru saja diterima nya dari yang maha mengetahui, Allah SWT. Kemudian Allah menantang kepada para malaikat, untuk menjelaskan tentang itu semua, jika memang bisa. Maka mereka pun, para malaikat tidak bisa menjawabnya.
Dari ayat ini, Allh ingin menjelaskan kepada manusia, bahwa hakikat ilmu adalah karunia dari Allah SWT. Sedangkan belajar, membaca, mengamati, meneliti, menghitung, adalah bagian dari ikhtiar. Sehingga paham atau tidaknya, mengerti atau tidaknya, sungguh adalah karunia Allah semata. Hal ini sangat terasa di dunia pesantren, dimana yang sudah diberikan kemudahan oleh Allah menerima ilmu dari kiyai nya maka disebut futuh atau telah dibukakan jalan masuknya ilmu oleh Allah SWT. Maka tidaklah selayaknya orang sombong karena ilmu, karena itu hanya pemberian Allah saja. Sehingga bagi adik-adik yang massih belajar di sekolah, selayaknya mendekatkan diri ke Allah SWT, dan memohon kepada Allah setiap selesai sholat. Bukan minta agar dijadikan pinter, atau dijadikan juara kelas. Tapi mohonlah kepada Allah agar membuka mata hatinya untuk ilmu, dan diberikan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Karena mau belajar semalaman pun, jika Allah belum berkenan membuka pemahaman kita, tidak akan bisa, tapi jika Allah telah membuka, kadang sekali baca saja sudah bisa kita pahami. Itulah kemudian adakalanya dikenal ilmu Laduniy, atau ilmu yang didapatkan tanpa mempelajari karena memang Allahlah yang membuatnya menjadi paham terhadap ilmu itu. Dan ini kemudian ditutup dengan tasbih malaikat, mahasuci Engkau (Allah) yang tidak ada ilmu kecuali ilmu yang engkau berikan.

Wallahu a’lam bishshowab, semoga bermanfaat

Regards
Samsul Arifin, ST
Lembaga Tahsin dan Tahfidz Al Quran
“Attartil”
Jalan Merbabu 98B, Surowedanan, Pulisen, Boyolali